Minggu, 03 Agustus 2025

TUTORIAL PROXMOX VIRTUALBOX

 INSTALASI DAN KONFIGURASI PROXMOX PADA DEBIAN 12 STEP BY STEP LENGKAP DENGAN SCREENSHOT


ASSALAMUALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH   

    Halo semuanya!, perkenalkan saya Feri Rudiansyah salah satu siswa TKJ dari sekolah SMK Negeri 1 Cerme, di sini saya akan membagikan sedikit tips bagaimana cara untuk instalasi dan meng-konfigurasi Proxmox pada debian 12.Simak baik-baik ya langkah-langkah berikut ini.


PENGERTIAN Proxmox

    Proxmox adalah sebuah platform virtualisasi open-source yang digunakan untuk mengelola server virtual berbasis KVM (Kernel-based Virtual Machine) dan container berbasis LXC (Linux Container) dalam satu antarmuka web yang terpadu. Proxmox memungkinkan pengguna untuk menjalankan beberapa sistem operasi secara bersamaan di satu server fisik, sehingga dapat memaksimalkan penggunaan sumber daya perangkat keras. Dengan Proxmox, administrator jaringan dapat membuat, mengelola, dan memantau mesin virtual (VM) serta container dengan mudah melalui tampilan grafis berbasis web tanpa perlu menggunakan perintah-perintah rumit di terminal. Selain itu, Proxmox juga mendukung fitur-fitur canggih seperti clustering, backup otomatis, live migration (memindahkan VM tanpa downtime), dan manajemen jaringan yang fleksibel. Karena berbasis Debian Linux, Proxmox memiliki stabilitas tinggi dan dapat diintegrasikan dengan berbagai sistem open-source lainnya. Platform ini sangat populer di kalangan teknisi jaringan, administrator sistem, dan pelajar TKJ karena memberikan solusi virtualisasi yang lengkap, efisien, dan tanpa biaya lisensi.


Sejarah Proxmox

    Sejarah Proxmox dimulai pada tahun 2008, ketika perusahaan asal Austria bernama Proxmox Server Solutions GmbH merilis versi pertama dari Proxmox Virtual Environment (Proxmox VE). Proxmox dikembangkan sebagai solusi open-source untuk virtualisasi server berbasis Linux yang menggabungkan dua teknologi utama, yaitu KVM (Kernel-based Virtual Machine) dan OpenVZ (yang kemudian digantikan oleh LXC). Tujuan awalnya adalah menyediakan platform virtualisasi yang stabil, mudah digunakan, dan tidak memerlukan biaya lisensi mahal seperti produk komersial lainnya. Seiring waktu, Proxmox berkembang pesat dengan menambahkan berbagai fitur penting seperti antarmuka web GUI, live migration, cluster management, dan backup otomatis. Pada versi-versi terbaru, Proxmox mengintegrasikan Ceph sebagai penyimpanan terdistribusi dan mendukung sistem container modern berbasis LXC. Karena sifatnya yang open-source dan terus dikembangkan secara aktif oleh komunitas global, Proxmox kini menjadi salah satu solusi virtualisasi yang banyak digunakan di dunia pendidikan, perusahaan kecil hingga besar, serta di berbagai data center untuk efisiensi manajemen server dan infrastruktur IT.


Fungsi-Fungsi Proxmox

    Proxmox memiliki berbagai fungsi utama yang sangat berguna dalam manajemen server dan infrastruktur jaringan berbasis virtualisasi. Fungsi pertama dan paling utama adalah sebagai platform virtualisasi, di mana Proxmox memungkinkan pengguna untuk membuat dan menjalankan beberapa mesin virtual (VM) dan container (LXC) secara bersamaan di satu server fisik. Hal ini membuat penggunaan sumber daya perangkat keras menjadi lebih efisien. Fungsi berikutnya adalah manajemen sistem yang terpusat melalui antarmuka berbasis web (web GUI), yang memudahkan administrator jaringan untuk mengatur, memantau, dan mengontrol semua VM dan container tanpa perlu mengetik banyak perintah di terminal. Selain itu, Proxmox juga berfungsi untuk backup dan restore data virtual secara otomatis dan terjadwal, guna menjaga keamanan dan keberlangsungan data. Fitur clustering pada Proxmox memungkinkan beberapa server untuk digabungkan dalam satu sistem terpusat sehingga mempermudah manajemen skala besar. Proxmox juga mendukung live migration, yaitu kemampuan memindahkan VM dari satu server ke server lain tanpa perlu mematikan VM tersebut, yang sangat penting untuk pemeliharaan sistem tanpa downtime. Dengan tambahan fitur seperti firewall terintegrasi, manajemen jaringan virtual (bridge, NAT, VLAN), serta integrasi dengan sistem penyimpanan seperti Ceph atau ZFS, Proxmox menjadi solusi virtualisasi lengkap dan fleksibel untuk berbagai kebutuhan, baik di lingkungan pendidikan maupun industri.


Kelebihan Proxmox

    Proxmox memiliki banyak kelebihan yang menjadikannya pilihan populer untuk virtualisasi, baik di lingkungan pendidikan, perusahaan kecil-menengah, hingga data center profesional. Salah satu kelebihannya yang paling menonjol adalah sifatnya yang open-source dan gratis, sehingga pengguna dapat mengakses semua fitur inti tanpa harus membayar lisensi mahal seperti pada platform virtualisasi komersial lainnya. Proxmox juga memiliki antarmuka berbasis web (web GUI) yang sangat user-friendly, memungkinkan pengguna mengelola mesin virtual dan container dengan mudah, bahkan bagi pemula. Selain itu, Proxmox mendukung dua jenis virtualisasi sekaligus, yaitu KVM (untuk virtualisasi penuh) dan LXC (untuk container ringan), sehingga memberikan fleksibilitas tinggi dalam memilih jenis virtualisasi sesuai kebutuhan. Fitur live migration memungkinkan pemindahan VM antar server tanpa downtime, sangat penting untuk menjaga ketersediaan layanan. Proxmox juga mendukung clustering dan manajemen multi-node, sehingga mempermudah pengelolaan infrastruktur berskala besar. Ditambah lagi, Proxmox mendukung berbagai jenis penyimpanan seperti ZFS, LVM, NFS, dan Ceph, serta memiliki fitur backup dan restore otomatis untuk keamanan data. Dengan dokumentasi yang lengkap dan komunitas global yang aktif, Proxmox menjadi solusi virtualisasi yang handal, hemat biaya, dan terus berkembang.


Kekurangan Proxmox

    Meskipun Proxmox memiliki banyak kelebihan, namun seperti teknologi lainnya, Proxmox juga memiliki beberapa kekurangan yang perlu dipertimbangkan. Salah satu kekurangannya adalah kurangnya dukungan resmi jika tidak berlangganan versi enterprise, karena untuk mendapatkan update yang stabil dan dukungan teknis langsung dari tim pengembang, pengguna harus membayar lisensi berlangganan. Pengguna gratis hanya mendapatkan update dari repository “no-subscription” yang kadang lebih berisiko karena belum sepenuhnya stabil. Selain itu, meskipun antarmuka web Proxmox tergolong user-friendly, tetap saja untuk konfigurasi yang lebih kompleks dibutuhkan pengetahuan teknis yang cukup, terutama bagi pemula yang belum terbiasa dengan sistem Linux. Proxmox juga belum sepopuler platform komersial seperti VMware, sehingga jumlah tutorial dan dokumentasi berbahasa Indonesia masih terbatas dibandingkan dengan solusi virtualisasi lainnya. Di sisi lain, integrasi dengan beberapa layanan pihak ketiga (seperti backup eksternal, cloud provider, atau solusi monitoring tertentu) masih memerlukan pengaturan manual yang lebih rumit. Terakhir, performa virtualisasi container berbasis LXC mungkin tidak cocok untuk semua jenis aplikasi, terutama yang membutuhkan isolasi tingkat tinggi seperti sistem perbankan atau keamanan.


Langkah-Langkah Instalasi dan Konfigurasi Proxmox

1. Masuk ke Virtualbox dan buat machine baru seperti gambar dibawah. Masukkan file ISO Proxmox nya dan pastikan type nya Linux version nya ke debian/debian (64 bit)



2. Untuk Minimal RAM nya 2 GB & CPU nya 2 core.


3. Untuk Harddisk minimum nya yaitu 16 GB lalu klik selesai.


4. Jika sudah pergi ke Pengaturan -> Jaringan, untuk Adaptor 1 kalian pilih Bridge & Adaptor 2 kalian pilih Host Only, jika sudah kalian start VM nya.


5. Disini kalian pilih Graphical (Pilihan 1).


6. Pilih I Agree.



7. Pilih Next.


8. Country nya pilih Indonesia, Time zone kalian pilih Asia/Jakarta, dan keyboard layout nya U.S. English, jika sudah klik Next.


9. Masukkan password & konfirm password, untuk email nya kalian masukkan terserah aja, jika sudah klik Next.


10. Kalian masukkan IP nya dan juga hostname nya, jika sudah klik Next.


11. Dan jika sudah seperti ini kalian pilih Install.


12. Kalian tunggu proses instalasi nya, untuk menunggu nya kalian bisa luangkan dengan membaca Al-Quran ataupun sholat terlebih dahulu


13. Jika sudah selesai, eject file iso proxmox nya


14. Kalian login sebagai root dan masukkan password tadi.


15. Lalu ketikkan "nano /etc/network/interfaces" untuk mengatur IP Proxmox nya.


16. Restart dengan perintah "systemctl restart networking" dan cek dengan perintah "ip a".


17. Kemudian, kalian masuk ke Browser andalan kalian dan ketik (IP yang kalian dapat :8006)
Contoh 10.175.254.64:8006


18. Klik local server kalian


19. Kemudian pilih templates


20. Dan unduh debian sesuai keinginan kalian


21. Lalu kalian buat kontainer 1


22. Lalu kalian pilih Create CT di pojok kanan atas untuk membuat Container


23. Kalian masukkan hostname dan juga password nya, jika sudah pilih Next


24. Kalian masukkan hostname dan juga password nya, jika sudah pilih Next


25. Kalian masukkan jumlah penyimpanan nya & pilih Next


26. Lalu masukkan jumlah CPU nya & pilih next


27. Dan masukkan jumlah Memory/RAM lalu pilih next


28. Kalian masukkan IP nya bisa DHCP ataupun Static, tapi disini saya pilih Static, & jika sudah next saja


29. Untuk DNS nya opsional bisa diisi ataupun engga lalu pilih next


30. Jika sudah seperti ini kalian klik finish saja


31. Lalu kalian tunggu proses pembuatan CT nya


32. Jika sudah kalian start saja, untuk start kalian pilih CT nya lalu klik kanan & pilih start


33. Untuk melihat CT nya kalian pilih masuk Console


34. Lalu jika sudah kalian login sebagai root dengan password yg kalian buat tadi


35. Pada CT ini sudah otomatis terinstall ssh server nya jadi kita tidak perlu menginstall nya secara manual
Jadi langsung aja Masukkan Perintah "apt update && upgrade -y"



36. Ketikkan "nano /etc/ssh/sshd_config" lalu scroll kebawah sampai ketemu #PermitRootLogin prohibit-password lalu kalian ubah menjadi PermitRootLogin yes


37. Lalu restart ssh dengan perintah "systemctl restart ssh"


38. Kalian bisa pakai software remote ssh tapi disini saya pakai cmd saja ketikkan command "ssh root@ip container 1"



39. Langkah selanjutnya adalah menambahkan Kontainer lagi, Kalian bisa menambahkan lewat Create mannual atau langsung clone saja. Disini, saya menggunakan cara clone agar lebih cepat dan hemat waktu


40. Kemudian Isi Hostname nya dan usahakan beda dengan Kontainer pertama yang kalian buat


41. Lanjut setting network nya, IP nya bisa kalian setting DHCP maupun STATIC, bebas sesuai keinginan kalian


42. Berhubung ini adalah Kontainer Cloningan, jadi kita tidak perlu setting untu bagian ssh nya, karna udah otomatis sama dengan kontainer yang ita clone


43. Lalu ketik Ip a untuk mengetahui Kita mendapat IP berapa


44. Kalian bisa pakai software remote ssh tapi disini saya pakai cmd saja ketikkan command "ssh root@ip container 2"


45. Lalu step terakhir adalah ping 8.8.8.8


Jadi, Jika kedua Kontainer kalian bisa di remote melalui perngkat lain + bisa ping 8.8.8.8, berarti itu tandanya tugas Instalasi dan Konfigurasi Proxmox kalian telah selesai, 
Selamat yaa!!!

Itu dia semua tahapan instalasi Proxmox dari awal hingga selesai. Semoga penjelasan ini bisa memudahkan kamu dalam mengerjakan tugas atau membangun server sendiri. Jangan ragu untuk eksplorasi lebih lanjut dan terus belajar ya!


WASSALAMUALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH



































Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TUTORIAL NEXTCLOUD DEBIAN 12

  INSTALASI DAN KONFIGURASI NEXTCLOUD PADA DEBIAN 12 STEP BY STEP LENGKAP DENGAN SCREENSHOT ASSALAMUALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH      ...