Jumat, 25 Juli 2025

TUTORIAL VIRTUALMIN DEBIAN 12

 INSTALASI DAN KONFIGURASI VIRTUALMIN PADA DEBIAN 12 STEP BY STEP LENGKAP DENGAN SCREENSHOT


ASSALAMUALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH   

    Halo semuanya!, perkenalkan saya Feri Rudiansyah salah satu siswa TKJ dari sekolah SMK Negeri 1 Cerme, di sini saya akan membagikan sedikit tips bagaimana cara untuk meng-konfigurasi Virtualmin pada debian 12.Simak baik-baik ya langkah-langkah berikut ini.


NOTE: Ketika kalian ingin menginstall Virtualmin, DISARANKAN untuk menggunakan Debian yang baru saja di install. Agar tidak terjadi error ketika installasi. Saya menggunakan Debian yang sudah terinstall CasaOS dari tutorial sebelumnya.


Pengertian Virtualmin

    Virtualmin adalah sebuah panel kontrol berbasis web yang digunakan untuk mengelola server hosting dan akun-akun virtual secara lebih mudah. Virtualmin dibangun di atas Webmin dan dirancang khusus untuk mengelola layanan seperti Apache/Nginx, MySQL/MariaDB, DNS, email server, dan FTP dalam satu antarmuka terpadu. Dengan Virtualmin, administrator server dapat membuat dan mengelola virtual host atau domain, mengatur pengguna, mengelola database, dan melakukan berbagai tugas sistem lainnya tanpa harus menggunakan perintah terminal yang rumit. Virtualmin tersedia dalam dua versi, yaitu versi gratis (GPL) dan versi berbayar (Pro), dengan fitur tambahan pada versi Pro yang ditujukan untuk penggunaan komersial atau skala besar.


Sejarah Virtualmin

    Virtualmin pertama kali dikembangkan sebagai ekstensi dari Webmin, sebuah panel kontrol open-source yang sudah lebih dulu dikenal dalam dunia administrasi sistem berbasis Linux dan UNIX. Proyek Virtualmin dimulai oleh Jamie Cameron dan timnya di bawah perusahaan bernama Virtualmin, Inc. Pengembangannya dimaksudkan untuk memberikan solusi manajemen hosting virtual yang lebih terstruktur dan mudah diakses melalui antarmuka web, terutama untuk administrator server yang ingin mengelola banyak domain dalam satu server. Seiring waktu, Virtualmin terus mengalami pembaruan dan peningkatan fitur agar bisa bersaing dengan panel kontrol lain seperti cPanel dan Plesk, namun tetap mempertahankan sifat open-source pada versi GPL-nya. Virtualmin menjadi populer di kalangan pengguna Linux karena kemampuannya yang fleksibel, ringan, serta dukungannya terhadap berbagai sistem operasi dan layanan server.


Fungsi-Fungsi Virtualmin

     Virtualmin memiliki berbagai fungsi yang memudahkan pengelolaan server hosting melalui antarmuka web. Salah satu fungsi utamanya adalah untuk mengelola domain dan virtual host, memungkinkan administrator membuat, mengedit, dan menghapus domain atau subdomain dengan mudah, serta mengatur konfigurasi otomatis untuk web server seperti Apache atau Nginx. Selain itu, Virtualmin juga menyediakan manajemen DNS, yang memungkinkan pengguna mengatur berbagai record DNS seperti A, MX, CNAME, dan TXT langsung dari panel. Untuk layanan email, Virtualmin mendukung pembuatan akun email, pengaturan alias dan forwarder, serta integrasi dengan server SMTP dan IMAP/POP3 menggunakan Postfix dan Dovecot. Fitur tambahan seperti filter spam (SpamAssassin) dan antivirus (ClamAV) juga tersedia untuk meningkatkan keamanan email.

Di sisi basis data, Virtualmin memudahkan pengelolaan database MySQL, MariaDB, dan PostgreSQL, termasuk pembuatan database dan pengguna, serta integrasi dengan phpMyAdmin dan phpPgAdmin untuk pengelolaan melalui browser. Virtualmin juga mendukung pemasangan sertifikat SSL gratis dari Let’s Encrypt untuk setiap domain, serta konfigurasi firewall dan modul keamanan server seperti mod_security. Fitur backup dan restore memungkinkan pengguna menjadwalkan pencadangan otomatis ke berbagai tujuan seperti lokal, FTP, SCP, atau Amazon S3, dan juga melakukan pemulihan data secara selektif.

Selain itu, Virtualmin menyediakan fitur monitoring dan statistik yang menampilkan penggunaan CPU, memori, disk, dan bandwidth secara real-time, serta laporan aktivitas pengunjung melalui tools seperti AWStats dan Webalizer. Administrator juga dapat mengatur template dan paket layanan, seperti membatasi kuota disk, jumlah email, database, dan fitur lainnya untuk setiap pengguna atau domain. Bagi pengguna yang membutuhkan automasi, Virtualmin menyediakan command-line interface (CLI) dan API yang mendukung integrasi dan skrip otomatis. Dalam versi Pro, Virtualmin juga mendukung manajemen multi-server, memungkinkan pengguna mengelola beberapa server dari satu panel. Dengan semua fungsi ini, Virtualmin menjadi solusi lengkap dan fleksibel untuk pengelolaan server hosting secara efisien.


Kelebihan Virtualmin

    Virtualmin memiliki sejumlah kelebihan yang menjadikannya pilihan populer bagi administrator server, terutama bagi mereka yang mencari solusi panel kontrol gratis namun kaya fitur. Salah satu kelebihan utamanya adalah bersifat open-source, terutama pada versi GPL (gratis), sehingga dapat digunakan tanpa biaya lisensi dan tetap menawarkan fitur yang cukup lengkap untuk keperluan hosting profesional. Selain itu, Virtualmin mendukung berbagai sistem operasi Linux seperti Ubuntu, Debian, CentOS, dan AlmaLinux, sehingga fleksibel digunakan pada berbagai jenis server.

Kelebihan lainnya terletak pada antarmuka yang terintegrasi dengan Webmin, yang memungkinkan pengguna melakukan hampir semua konfigurasi sistem tanpa perlu mengetikkan perintah di terminal. Virtualmin juga memiliki dukungan multi-domain dan multi-user, sehingga cocok untuk layanan shared hosting, developer, atau agensi yang mengelola banyak situs dalam satu server. Fitur Let's Encrypt SSL otomatis membantu mengamankan situs dengan mudah dan gratis, hanya dengan beberapa klik.

Selain itu, Virtualmin juga dikenal karena ringan dan hemat sumber daya, membuatnya ideal untuk server dengan spesifikasi terbatas. Fitur backup dan restore yang fleksibel, kemampuan untuk mengatur paket layanan dan kuota pengguna, serta monitoring sumber daya secara real-time membuat pengelolaan server menjadi lebih efisien. Dukungan untuk otomatisasi tugas melalui CLI dan API juga menjadi nilai tambah, terutama bagi pengguna tingkat lanjut yang ingin membuat skrip atau integrasi sistem. Dengan kombinasi fitur-fitur tersebut, Virtualmin menawarkan solusi yang tangguh dan fleksibel untuk manajemen server hosting berbasis web.


Kekurangan Virtualmin

    Meskipun Virtualmin memiliki banyak kelebihan, ada beberapa kekurangan yang perlu dipertimbangkan sebelum menggunakannya. Salah satu kekurangan utamanya adalah kurva belajar yang cukup tinggi bagi pemula. Antarmuka Virtualmin cenderung kompleks dan penuh dengan banyak pengaturan teknis yang mungkin membingungkan bagi pengguna yang belum terbiasa dengan manajemen server. Hal ini berbeda dengan panel kontrol komersial seperti cPanel yang lebih ramah pengguna dari segi tampilan dan navigasi.

Selain itu, tampilan antarmuka Virtualmin terkesan kurang modern, meskipun fungsional, sehingga kurang menarik secara visual bagi pengguna yang terbiasa dengan panel yang lebih estetik. Proses instalasi juga kadang bisa mengalami masalah tergantung pada konfigurasi server atau sistem operasi yang digunakan, terutama jika tidak mengikuti panduan resmi secara detail.

Virtualmin versi gratis (GPL) memiliki keterbatasan dibandingkan versi Pro, seperti tidak adanya fitur manajemen multi-server dari satu panel, serta dukungan teknis yang terbatas karena hanya mengandalkan komunitas pengguna. Beberapa fitur premium seperti installer otomatis untuk berbagai CMS (misalnya WordPress) juga hanya tersedia di versi Pro, sehingga pengguna versi gratis harus melakukan instalasi manual.

Selain itu, karena Virtualmin sangat fleksibel dan dapat dikustomisasi, konfigurasi yang tidak hati-hati bisa menyebabkan konflik atau kerusakan sistem, terutama bagi pengguna yang belum mahir. Integrasi dengan pihak ketiga (seperti billing system atau plugin eksternal) juga tidak sebanyak panel berbayar lainnya. Oleh karena itu, meskipun Virtualmin sangat powerful, pengguna harus siap untuk mempelajari lebih dalam dan melakukan pengelolaan secara mandiri.


Langkah-Langkah Instalasi dan Konfigurasi Virtualmin

1. Setting Adapter 1 (NAT)



2. Setting Adapter 2 (Bridge ke Wifi laptop)



3. Setting Adapter 3 ((Bridge ke Port Ethernet), Hanya digunakan jika laptop kalian memiliki Port Ethernet YA)



4. Adapter 4 (Internal Network), Untuk Adapter 4 kalian bisa ganti dari Internal Network ke Host-Only.




5. Setelah saya selesai mengkonfigurasi NIC nya, saya melakukan installasi Debian 12. Setelah Instalasi selesai, dapat dilihat bahwa terdapat 4 NIC yang ada pada debian saya. Jika pembaca menginstall debian lalu mengkonfigurasi NIC mungkin akan terlihat berbeda. Jika Pembaca bingung mana yang adapter 1, 2, 3 ataupun 4. Pembaca dapat mengurutkan dari atas (adapter 1 = enp0s3) ke bawah (adapter 4 = enp0s10 atau adapter 3 = enp0s9).



6. Pembaca dapat login sebagai root terlebih dahulu.



7. Setelah itu, Kita melakukan instalasi packages terlebih dahulu dengan cara menjalankan perintah


8. Kemudian iki mengatur list resolv nya terlebih dahulu dan mengganti nameserver nya menjadi 8.8.8.8 


9.  Kemudian melakukan instalasi Virtualmin dengan perintah
sudo sh -c "$(curl -fsSL https://software.virtualmin.com/gpl/scripts/virtualmin-install.sh)" -- --bundle LAMP


10. Selanjutnya akan muncul tulisan berikut dan ketik y saja


11. Selanjutnya tinggal kalian tunggu saja proses instalasi nya sampai selesai


12. Jika muncul seperti gambar dibawah, ketikkan nama domain yang kalian inginkan lalu tekan “enter”.


13. Jika installasi telah selesai, kalian dapat mengakses Virtualmin pada port 10000 melalui browser yang kalian suka.


14. Kalian akan diarahkan ke login page milik Virtualmin dan kalian bisa mengisi kolom “user” dan “password” yang sama seperti yang ada pada Debian kalian.


15. Klik tombol “Sign In”, dan selamat. Kalian telah memasuki Control Panel dari Virtualmin
Dan ini adalah tampilan awal nya.


Selanjutnya kita akan melanjutkan menginstalasi joomla

1. Login halaman virtualmin kalian, dan klik "Create Virtual Server". Konfigurasi seperti dibawah ini (usahakan nama domain tidak sama dengan virtual). Kemudian "Create Server"



2. Kemudian instal file joomla. kalian bisa menginstall di web joomla.org (download yang bawah)


3. Selanjutnya masukkan file joomla kalian ke virtualmin, klik "file manager - file - upload - pilih file joomla yang sudah kalian install - upload "


4. Kemudian "extract" file joomla yang sudah di upload ke dalam virtualmin. 


5. Kemudian "select all" semua file, dan klik Yes



6. Klik domain kalian


7. Jika sudah berhasil, maka akan muncul instalasi joomla. Lengkapi data data tersebut untuk melanjutkan instalasi.




8. Kemudian klik "OpenSite" jika instalasi sudah selesai


9. Masuk menggunakan username dan password yang telah di setting di bagian mengisi data joomla tadi



Selanjutnya kita akan melanjutkan menginstalasi wordpress


1. Login halaman virtualmin kalian lagi, dan klik "Create Virtual Server". Konfigurasi seperti dibawah ini (usahakan nama domain tidak sama dengan virtual). Kemudian "Create Server"
(untuk bagian IP nya berbeda dan saya menggunakan IP yang saya dapat dari Wifi)


2. masuk kebagian manage web apps lalu pilih wordpress


3. Kemudian Install dan tunggu proses nya sampai selesai






4. Klik domain kalian di Virtual Server


5. Pilih bahasa sesuai keinginan


6. Isi Kolom-Kolom sesuai dengan DataBase Server Domainnya



7. Kemudian Klik "jalankan Pemasangan"



8. Inilah tampilan ketika kita berhasil menginstall Wordpress nya



9. Kemudian masuk Menggunakan Nama Pengguna dan sandi yang telah kamu setting di langkah sebelumnya


10. Dan ini adalah tampilan dalam dari wordpress dan menunjukkan bahwa proses Instalasi dan Konfigurasi untuk materi ini telah selesai


Itu dia semua tahapan instalasi Virtualmin dari awal hingga selesai. Semoga penjelasan ini bisa memudahkan kamu dalam mengerjakan tugas atau membangun server sendiri. Jangan ragu untuk eksplorasi lebih lanjut dan terus belajar ya!


WASSALAMUALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH   

Rabu, 23 Juli 2025

TUTORIAL ISPConfig DEBIAN 12

KONFIGURASI DAN INSTALL ISPCONFIG PADA DEBIAN 12 STEP BY STEP LENGKAP DENGAN SCREENSHOT


ASSALAMUALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH   

    Halo semuanya!, perkenalkan saya Feri Rudiansyah salah satu siswa TKJ dari sekolah SMK Negeri 1 Cerme, di sini saya akan membagikan sedikit tips bagaimana cara untuk meng-konfigurasi ISPConfig  pada debian 12.Simak baik-baik ya langkah-langkah berikut ini.


PENGERTIAN ISPConfig

    ISPConfig adalah sebuah control panel open-source yang digunakan untuk mengelola server berbasis Linux secara lebih mudah melalui antarmuka berbasis web. Dengan ISPConfig, administrator server dapat mengatur berbagai layanan seperti web server (Apache atau Nginx), email server (seperti Postfix dan Dovecot), DNS server, FTP, serta database seperti MySQL atau MariaDB. ISPConfig dirancang untuk mendukung manajemen multi-user dan multi-level akses, sehingga cocok digunakan oleh administrator, reseller, maupun klien dalam lingkungan hosting. Salah satu keunggulannya adalah kemampuannya untuk mengelola beberapa server dari satu panel pusat, serta mendukung berbagai fitur penting seperti pengaturan SSL, cron jobs, firewall, dan lainnya. Karena bersifat open-source, ISPConfig banyak digunakan oleh penyedia layanan hosting maupun pengguna individu yang ingin membangun dan mengelola server secara efisien tanpa harus bergantung pada perintah terminal.


SEJARAH ISPConfig 

    ISPConfig pertama kali dikembangkan oleh projektfarm GmbH, sebuah perusahaan pengembang perangkat lunak asal Jerman. Proyek ini dimulai pada awal tahun 2000-an dengan tujuan untuk menyediakan control panel gratis dan open-source yang memungkinkan administrator sistem mengelola layanan server Linux secara efisien melalui antarmuka berbasis web.

Versi pertama ISPConfig dirilis pada tahun 2005, dan sejak saat itu, perangkat lunak ini terus mengalami perkembangan dan penyempurnaan. Pada awalnya, ISPConfig hanya mendukung fungsi dasar untuk mengelola web hosting, namun seiring waktu fitur-fitur penting lainnya ditambahkan, seperti pengelolaan email, DNS, FTP, dan database.

Tonggak penting dalam sejarah ISPConfig adalah dirilisnya ISPConfig 3, yang merupakan versi besar dengan peningkatan fitur dan desain ulang sistem secara menyeluruh. ISPConfig 3 dirilis sekitar tahun 2009 dan membawa banyak perubahan dibanding versi sebelumnya, termasuk dukungan multi-server, antarmuka yang lebih modern, serta kestabilan dan keamanan yang ditingkatkan. Versi ini menjadi standar yang digunakan oleh banyak penyedia hosting dan administrator server hingga sekarang.

Karena sifatnya yang open-source dan komunitas pengguna yang aktif, ISPConfig terus diperbarui dan didukung oleh kontributor dari seluruh dunia. Hingga kini, ISPConfig menjadi salah satu control panel Linux yang paling banyak digunakan oleh pengguna yang mencari solusi manajemen server yang kuat namun gratis.


Fungsi-Fungsi ISPConfig

    ISPConfig memiliki berbagai fungsi penting yang memudahkan pengelolaan server berbasis Linux. Salah satu fungsi utamanya adalah sebagai alat manajemen web server, di mana pengguna dapat membuat dan mengatur situs web menggunakan Apache atau Nginx, termasuk pengaturan domain, subdomain, dan sertifikat SSL. Selain itu, ISPConfig juga menyediakan fitur manajemen email server, memungkinkan pembuatan akun email, pengaturan autoresponder, forwarder, hingga pengelolaan spam filter dengan dukungan untuk Postfix dan Dovecot. Fungsi lainnya adalah pengelolaan DNS server, seperti pembuatan zona DNS dan berbagai jenis record (A, MX, CNAME, dan lain-lain), serta pengelolaan FTP server untuk membuat akun FTP dan mengatur hak akses pengguna.

ISPConfig juga berfungsi dalam manajemen database MySQL atau MariaDB, termasuk pengaturan pengguna dan hak aksesnya. Panel ini menyediakan fitur pengelolaan SSL/TLS yang terintegrasi dengan Let's Encrypt, sehingga memudahkan pengguna mendapatkan sertifikat SSL secara gratis dan otomatis. Selain itu, ISPConfig mendukung sistem multi-user dan multi-level, seperti admin, reseller, dan klien, yang sangat berguna bagi penyedia layanan hosting. Fungsi lain yang tak kalah penting adalah manajemen cron jobs (tugas terjadwal), fitur backup otomatis untuk website, email, dan database, serta pengaturan firewall dasar untuk keamanan server. ISPConfig juga menyediakan monitoring dan statistik penggunaan server serta mendukung pengelolaan multi-server dari satu antarmuka utama, menjadikannya pilihan tepat untuk kebutuhan hosting skala kecil maupun besar.


Kelebihan ISPConfig

    ISPConfig memiliki banyak kelebihan yang membuatnya menjadi salah satu control panel open-source favorit untuk manajemen server Linux. Salah satu keunggulan utamanya adalah sifatnya yang gratis dan open-source, sehingga dapat digunakan tanpa biaya lisensi dan terus dikembangkan oleh komunitas global. ISPConfig juga mendukung multi-server dan multi-user, memungkinkan pengguna untuk mengelola banyak server dan membagi hak akses antara admin, reseller, dan klien dengan tingkat keamanan yang terkontrol. Selain itu, ISPConfig mendukung berbagai layanan penting seperti web server (Apache/Nginx), email (Postfix/Dovecot), DNS, FTP, dan database (MySQL/MariaDB), yang semuanya dapat dikelola melalui satu panel antarmuka berbasis web yang sederhana dan efisien. Dukungan untuk SSL Let's Encrypt mempermudah pemasangan sertifikat keamanan tanpa biaya tambahan. ISPConfig juga dikenal cukup ringan dan stabil, sehingga cocok digunakan pada server dengan spesifikasi rendah sekalipun. Dengan pembaruan yang rutin, dokumentasi lengkap, dan komunitas pengguna yang aktif, ISPConfig menjadi pilihan ideal bagi pengguna profesional maupun pemula yang ingin mengelola server Linux secara mandiri.


Kekurangan ISPConfig

    Meskipun ISPConfig memiliki banyak kelebihan, control panel ini juga memiliki beberapa kekurangan yang perlu dipertimbangkan. Salah satu kekurangan utamanya adalah tampilan antarmuka yang kurang modern jika dibandingkan dengan control panel komersial lainnya seperti cPanel atau Plesk. Bagi pengguna baru, kurva belajar ISPConfig bisa cukup tinggi, terutama jika belum terbiasa dengan manajemen server Linux, karena beberapa konfigurasi tetap membutuhkan pemahaman teknis yang baik. Selain itu, meskipun mendukung multi-server, pengaturannya tidak semudah klik-klik dan memerlukan konfigurasi manual yang cukup rumit. Dokumentasi ISPConfig memang cukup lengkap, namun tidak semua fitur dijelaskan secara rinci, sehingga pengguna mungkin perlu mencari solusi melalui forum atau komunitas. ISPConfig juga tidak menyediakan banyak plugin tambahan secara resmi, sehingga fitur tambahan harus diinstal dan dikonfigurasi secara manual. Karena bersifat open-source, tidak tersedia layanan bantuan teknis resmi kecuali pengguna membeli dukungan premium dari pengembangnya. Bagi pengguna yang menginginkan solusi all-in-one dengan antarmuka yang lebih user-friendly dan dukungan teknis siap pakai, ISPConfig mungkin kurang cocok dibandingkan panel berbayar lainnya.


Langkah-Langkah ISPConfig

1. Setting Adapter 1 (NAT)


2. Setting Adapter 2 (Bridge ke Wifi laptop)


3. Setting Adapter 3 ((Bridge ke Port Ethernet), Hanya digunakan jika laptop kalian memiliki Port Ethernet YA)

4. Adapter 4 (Internal Network), Untuk Adapter 4 kalian bisa ganti dari Internal Network ke Host-Only.



5. Setelah saya selesai mengkonfigurasi NIC nya, saya melakukan installasi Debian 12. Setelah Instalasi selesai, dapat dilihat bahwa terdapat 4 NIC yang ada pada debian saya. Jika pembaca menginstall debian lalu mengkonfigurasi NIC mungkin akan terlihat berbeda. Jika Pembaca bingung mana yang adapter 1, 2, 3 ataupun 4. Pembaca dapat mengurutkan dari atas (adapter 1 = enp0s3) ke bawah (adapter 4 = enp0s10 atau adapter 3 = enp0s9).


6. Setelah itu, Kita melakukan instalasi packages terlebih dahulu dengan cara menjalankan perintah


7. Setelah selesai update dan upgrade, kita melakukan instalasi wget dengan perintah


8. Selanjutnya, Saya mengganti/menambahkan hostname dengan cara


9. lalu menambahkan domain seperti gambar dibawah. Domain bisa bebas, kalian dapat mengetik domain sesuai keinginan. Kemudian Save


10. Selanjutnya, jalankan perintah hostnamectl set-hostname (nama domain kalian)

dan tekan “enter” untuk menjalakan perintah



11. Untuk memeriksa apakah hostname sudah terganti. Kalian dapat menggunakan perintah hostname -f


12. Dengan begini, Hostname sudah berhasil diganti. Selanjutnya, jalankan perintah berikut dan tunggu hingga muncul seperti gambar dibawah.

wget -O - https://get.ispconfig.org | sh -s -- --help


13. Setelah installer serta packages sudah terinstall. Selanjutnya kalian dapat menjalankan perintah berikut.

wget -O - https://get.ispconfig.org | sh -s -- --lang=en --unattended-upgrades


14. Sekarang, tunggu hingga instalasi berhasil. Mungkin ini akan membutuhkan paketan yang cukup banyak juga waktu yang agak lama.

Jika installasi telah selesai, akan muncul admin password untuk ispconfig dan MySQL root seperti gambar dibawah


15. Kalian dapat mengakses ISPConfig pada port 8080, jadi kalian dapat mengisi dan akan muncul login page dari ISPConfig itu sendiri.

ipaddress:8080 (contoh: 192.168.1.3:8080)


16. Kalian dapat memasukkan user “admin” dengan password yang kalian dapatkan setelah melakukan installasi sebelumnya.


17. Dan ini adalah tampilan ketika kalian berhasil masuk ke ISPCONFIG nya


Itu dia semua tahapan instalasi ISPConfig dari awal hingga selesai. Semoga penjelasan ini bisa memudahkan kamu dalam mengerjakan tugas atau membangun server sendiri. Jangan ragu untuk eksplorasi lebih lanjut dan terus belajar ya!



WASSALAMUALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH   

TUTORIAL OPENVPN DEBIAN 12

INSTALASI DAN KONFIGURASI OPENVPN PADA DEBIAN 12 STEP BY STEP LENGKAP DENGAN SCREENSHOT ASSALAMUALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH          ...