KONFIGURASI REMOTE SERVER (SSH) PADA DEBIAN 10 STEP BY STEP LENGKAP DENGAN SCREENSHOT
Assalamualaikum Warahmatullahi wabarakatuh
Halo semuanya!, perkenalkan saya Feri Rudiansyah salah satu siswa TKJ dari sekolah SMK Negeri 1 Cerme, di sini saya akan membagikan sedikit tips bagaimana cara untuk meng-konfigurasi remote server pada debian 10.Simak baik-baik ya langkah-langkah berikut ini.
Pengertian remote server
Remote server adalah komputer atau perangkat lain yang terletak di lokasi yang berbeda dan diakses melalui jaringan, seperti internet atau intranet, untuk menyediakan layanan atau sumber daya kepada perangkat atau pengguna lain. Pengguna dapat mengakses server ini dari berbagai lokasi tanpa perlu berada di dekat server tersebut secara fisik, biasanya melalui protokol jaringan seperti HTTP, FTP, SSH, atau RDP. Remote server dapat berfungsi sebagai server web, server basis data, server email, server aplikasi, atau server file, dan menyediakan berbagai layanan yang diperlukan oleh klien atau pengguna.
Keuntungan utama dari penggunaan remote server meliputi fleksibilitas, efisiensi biaya, dan skalabilitas. Fleksibilitas memungkinkan pengguna dan perangkat untuk mengakses data dan aplikasi dari mana saja selama memiliki koneksi internet. Efisiensi biaya tercapai dengan mengurangi kebutuhan akan perangkat keras dan infrastruktur di lokasi pengguna, sedangkan skalabilitas memudahkan penambahan atau pengurangan kapasitas sesuai kebutuhan. Remote server juga biasanya dilengkapi dengan berbagai lapisan keamanan, seperti enkripsi, firewall, dan otentikasi, untuk melindungi data dan akses.
Contoh penggunaan remote server yang populer adalah cloud computing. Layanan seperti Amazon Web Services (AWS), Google Cloud Platform (GCP), dan Microsoft Azure menyediakan infrastruktur, platform, dan layanan perangkat lunak berbasis cloud yang dapat diakses secara remote. Dengan demikian, remote server memudahkan kolaborasi, penyimpanan data, dan pengelolaan aplikasi tanpa batasan geografis, sehingga menjadi solusi yang sangat efektif dan efisien dalam dunia yang semakin terhubung ini.
Sejarah Remote Server
Sejarah remote server berawal dari perkembangan teknologi jaringan dan komputasi jarak jauh pada pertengahan abad ke-20. Pada tahun 1960-an, konsep time-sharing mulai berkembang, memungkinkan beberapa pengguna untuk mengakses komputer pusat secara simultan dari terminal jarak jauh. Proyek ARPANET, yang diluncurkan pada akhir 1960-an oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat, merupakan tonggak penting dalam sejarah ini. ARPANET memungkinkan berbagai komputer di lokasi yang berbeda untuk saling berkomunikasi, menandai awal mula jaringan komputer modern. Teknologi ini kemudian berkembang menjadi internet yang kita kenal sekarang, membuka jalan bagi perkembangan remote server yang lebih canggih.
Pada tahun 1990-an, dengan pesatnya pertumbuhan internet dan web, kebutuhan akan server jarak jauh semakin meningkat. Layanan hosting web mulai bermunculan, memungkinkan situs web untuk di-host pada server yang dikelola secara remote. Pada awal 2000-an, konsep cloud computing mulai diperkenalkan, dengan perusahaan seperti Amazon yang meluncurkan layanan Amazon Web Services (AWS) pada tahun 2006. Cloud computing memungkinkan pengguna untuk menyewa sumber daya komputasi sesuai kebutuhan, tanpa harus memiliki dan mengelola server fisik sendiri. Ini membawa era baru dalam penggunaan remote server, memungkinkan skala besar dan fleksibilitas yang lebih besar bagi perusahaan dan individu di seluruh dunia.
Fungsi-Fungsi Remote Server
Remote server memiliki berbagai fungsi penting yang memungkinkan pengguna untuk mengakses dan mengelola sumber daya serta layanan secara jarak jauh. Salah satu fungsi utamanya adalah sebagai server web, di mana server ini menyimpan dan mengirimkan halaman web ke browser pengguna ketika mereka mengunjungi situs tertentu. Selain itu, remote server dapat berfungsi sebagai server basis data yang menyimpan dan mengelola data dalam jumlah besar yang dapat diakses dan dimanipulasi oleh aplikasi lain.
Server email juga merupakan fungsi penting dari remote server, yang memungkinkan pengiriman, penerimaan, dan penyimpanan email secara efisien. Server aplikasi memungkinkan hosting dan pengelolaan aplikasi yang dapat diakses oleh pengguna dari mana saja. Remote server juga sering digunakan sebagai server file, yang memungkinkan penyimpanan, pengelolaan, dan berbagi file di antara pengguna yang berbeda, memastikan bahwa data dapat diakses dengan aman dan efisien.
Selain fungsi-fungsi utama tersebut, remote server juga mendukung fungsi lain seperti server game untuk meng-host permainan multiplayer online, server streaming untuk menyediakan konten multimedia, dan server virtualisasi yang memungkinkan pembuatan dan pengelolaan mesin virtual. Dengan semua fungsi ini, remote server memainkan peran kunci dalam mendukung infrastruktur TI modern, memungkinkan perusahaan dan individu untuk bekerja lebih efisien dan efektif, serta mengakses sumber daya dan layanan yang mereka butuhkan dari mana saja di dunia.
Kelebihan Remote Server
Remote server memiliki berbagai kelebihan yang membuatnya menjadi pilihan populer bagi banyak organisasi dan individu. Berikut adalah beberapa kelebihan utama remote server:
1. **Fleksibilitas dan Aksesibilitas**: Remote server memungkinkan pengguna untuk mengakses data, aplikasi, dan layanan dari mana saja dan kapan saja, selama ada koneksi internet. Ini sangat berguna bagi organisasi dengan tim yang tersebar di berbagai lokasi geografis atau bagi individu yang membutuhkan akses jarak jauh.
2. **Efisiensi Biaya**: Dengan menggunakan remote server, organisasi dapat mengurangi biaya yang terkait dengan perangkat keras, ruang fisik, dan pemeliharaan infrastruktur lokal. Banyak layanan remote server, terutama cloud computing, menawarkan model pembayaran berdasarkan penggunaan, yang dapat lebih ekonomis dibandingkan dengan membeli dan mengelola server sendiri.
3. **Skalabilitas**: Remote server memungkinkan penyesuaian kapasitas dan sumber daya dengan mudah sesuai kebutuhan. Organisasi dapat menambah atau mengurangi kapasitas penyimpanan, kekuatan pemrosesan, dan layanan lainnya tanpa perlu investasi besar dalam perangkat keras baru.
4. **Keandalan dan Ketersediaan**: Penyedia layanan remote server biasanya memiliki infrastruktur yang kuat dengan redundansi dan mekanisme pemulihan bencana. Ini memastikan bahwa data dan layanan tetap tersedia bahkan jika terjadi kegagalan perangkat keras atau bencana lainnya di satu lokasi.
5. **Keamanan**: Remote server sering kali dilengkapi dengan berbagai lapisan keamanan, seperti enkripsi, firewall, otentikasi multi-faktor, dan pemantauan keamanan yang canggih. Penyedia layanan biasanya memiliki tim keamanan yang berdedikasi untuk menjaga keamanan data dan sistem.
6. **Pemeliharaan yang Lebih Mudah**: Pengelolaan dan pemeliharaan server dilakukan oleh penyedia layanan, sehingga organisasi tidak perlu mengalokasikan sumber daya internal untuk tugas-tugas ini. Ini termasuk pembaruan perangkat lunak, patch keamanan, dan pemantauan kinerja.
7. **Kolaborasi yang Ditingkatkan**: Remote server mendukung kolaborasi yang lebih baik antara tim dan individu. Data dan aplikasi dapat diakses secara bersamaan oleh banyak pengguna, memungkinkan kolaborasi waktu nyata dan berbagi informasi dengan lebih efisien.
8. **Reduksi Risiko Kehilangan Data**: Dengan penyimpanan data di remote server, risiko kehilangan data akibat kerusakan perangkat keras atau bencana lokal dapat dikurangi. Penyedia layanan biasanya menawarkan pencadangan data reguler dan opsi pemulihan data yang kuat.
Secara keseluruhan, remote server menawarkan solusi yang fleksibel, ekonomis, dan aman untuk memenuhi berbagai kebutuhan TI, membuatnya menjadi pilihan yang sangat menarik bagi banyak organisasi dan individu.
Kekurangan Remote Server
Remote server memiliki beberapa kekurangan, di antaranya:
1. **Ketergantungan pada Koneksi Internet**: Kualitas dan kecepatan akses tergantung pada stabilitas dan kecepatan koneksi internet. Koneksi yang lambat atau tidak stabil dapat mengganggu akses dan produktivitas.
2. **Keamanan dan Privasi**: Meski banyak penyedia menawarkan keamanan yang baik, data yang disimpan di remote server tetap rentan terhadap serangan siber, pelanggaran data, dan akses tidak sah.
3. **Kontrol Terbatas**: Pengguna memiliki kontrol yang lebih sedikit terhadap perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan, tergantung pada kebijakan dan infrastruktur penyedia layanan.
4. **Biaya Berkelanjutan**: Meskipun biaya awal mungkin rendah, biaya berlangganan jangka panjang bisa menjadi signifikan, terutama jika penggunaan meningkat.
5. **Downtime**: Ketergantungan pada penyedia layanan berarti bahwa jika terjadi pemadaman atau masalah teknis pada penyedia, layanan dan data bisa tidak dapat diakses.
6. **Kompatibilitas**: Beberapa aplikasi atau sistem mungkin tidak sepenuhnya kompatibel dengan lingkungan remote server, memerlukan modifikasi atau solusi alternatif.
Cara Kerja Remote Server
Remote server bekerja dengan memungkinkan pengguna untuk mengakses dan mengelola server dari jarak jauh melalui jaringan, seperti internet. Berikut adalah penjelasan singkat tentang cara kerjanya:
1. **Koneksi dan Komunikasi**: Pengguna terhubung ke remote server melalui koneksi jaringan. Ini biasanya dilakukan menggunakan protokol tertentu seperti SSH (Secure Shell) untuk akses command-line, RDP (Remote Desktop Protocol) untuk akses desktop grafis, atau protokol HTTP/HTTPS untuk mengakses aplikasi web. Koneksi ini memungkinkan pengguna untuk mengirim perintah dan menerima respons dari server.
2. **Otentikasi dan Keamanan**: Sebelum akses diberikan, pengguna harus melalui proses otentikasi untuk memastikan identitas mereka. Ini bisa melibatkan penggunaan kata sandi, kunci SSH, atau otentikasi multi-faktor (MFA). Keamanan koneksi biasanya ditingkatkan dengan enkripsi data yang dikirim dan diterima, mencegah intersepsi oleh pihak ketiga.
3. **Pengelolaan Sumber Daya**: Setelah terhubung, pengguna dapat mengelola sumber daya server seperti file, aplikasi, dan layanan. Ini termasuk menginstal perangkat lunak, menjalankan aplikasi, mengelola basis data, dan memonitor kinerja server. Semua ini dilakukan melalui antarmuka command-line atau antarmuka pengguna grafis yang disediakan oleh server.
4. **Penyimpanan dan Pemrosesan Data**: Remote server menyimpan data dan menjalankan proses komputasi yang diperlukan oleh pengguna. Data yang disimpan di server dapat diakses, dimodifikasi, dan dibagikan oleh pengguna yang berwenang. Pemrosesan data dilakukan oleh CPU server, memungkinkan tugas-tugas berat untuk dijalankan tanpa membebani perangkat lokal pengguna.
5. **Pemeliharaan dan Pembaruan**: Penyedia remote server biasanya bertanggung jawab atas pemeliharaan perangkat keras dan perangkat lunak server, termasuk pembaruan sistem, patch keamanan, dan pemantauan kinerja. Ini memastikan bahwa server tetap berjalan dengan efisien dan aman, sementara pengguna dapat fokus pada tugas-tugas utama mereka tanpa perlu khawatir tentang aspek teknis pemeliharaan server.
Dengan cara kerja ini, remote server memungkinkan organisasi dan individu untuk mengakses sumber daya komputasi yang kuat dan fleksibel dari mana saja di dunia, mendukung kolaborasi, efisiensi, dan produktivitas.
Langkah-Langkah Konfigurasi Remote Server di Debian 10 :
1. Pastikan kalian memiliki aplikasi Putty, jika kalian belum memiliki nya kalian bisa mendownload nya di Chrome atau browser langganan kalian.
2. Sebelum login ke Debian kalian ke pengaturan (yang berwarna oren) lalu pilih opsi jaringan, pada opsi tercantol pada, yang aslinya NAT kalian ganti ke Host only adapter, dan pilih Tingkat Lanjut pada Mode Promiscuous kalian pilih allow all oke dan mulai.
3. Login ke debian sebagai user root.
4. L
alu masukkan perintah "nano /etc/network/interfaces" untuk menyetting IP address. Jika sudah bisa kalian simpan dengan klik CTRL X, klik Y dan enter.
5. Lalu restart IP dengan perintah “/etc/init.d/networking restart”, kemudian cek IP kita apakah sudah berubah dengan perintah “ip a”(dikotaki berwarna merah adalah IP kita).
6.
Pergi ke bagian "Devices" pilih "Optical Drives" dan masukkan file "iso debian 10 dvd-1"
7. Ketik apt-get install ssh.
8. Ketik perintah "nano /etc/ssh/sshd_config".
9. Di baris "port 22" dan "PermitRootLogin" kalian hapus tanda pagar nya, lalu tambahkan perintah "yes" setelah PermitRootLogin, setelah itu tekan ctrl+s untuk menyimpan dan ctrl+x untuk keluar konfigurasi, Kemudian restart dengan mengetik "/etc/init.d/ssh restart".
10. Lalu kalian masuk ke view network connection dan pilih ethernet nya. Lalu kalian konfigurasi IP nya, untuk IP address nya kalian pakai IP baru sedangkan untuk Gateway nya kalian pakai IP Debian nya.
11. Kemudian kalian ke CMD untuk ping ke IP Debian nya.
12. Lalu kalian buka Putty dan kalian masukkan IP Debian lalu klik open.
13.
Jika muncul seperti ini kalian "Accept" saja.
14. Lalu kalian masukkan username dan password kalian, untuk login. Dan masukkan perintah "su -" dan password untuk masuk ke mode root.
15.
Kemudian masuk ke cmd, Ketikkan perintah "ssh username@IP Server", Setelah itu di bagian fingerprint kalian ketik "yes", Lalu kalian masukkan password nya, Ketik "su -" dan password untuk masuk ke mode root.
Dengan demikian, mengkonfigurasi remote server di Debian 10 adalah langkah penting untuk memanfaatkan kelebihan dari akses jarak jauh dan manajemen server yang efisien. Melalui panduan ini, diharapkan Anda telah memahami langkah-langkah dasar yang diperlukan, mulai dari instalasi paket penting hingga pengaturan keamanan dan akses. Dengan konfigurasi yang tepat, server Anda akan siap untuk mendukung berbagai kebutuhan aplikasi dan layanan dengan performa yang optimal.
Semoga artikel ini memberikan panduan yang jelas dan bermanfaat dalam mengkonfigurasi remote server di Debian 10. Jangan ragu untuk terus mengeksplorasi dan memperdalam pengetahuan Anda dalam administrasi server untuk mencapai efisiensi dan keamanan yang lebih baik. Selamat mencoba!
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuhss
Tidak ada komentar:
Posting Komentar